OLEH: Beny Rosano
Aktivitasku sebagai pengurus salah satu Partai Politik dan
penulis lepas di media cetak tak mengubah perjalanan hidupku. Tidak seperti teman-temanku yang lain di
antara mereka, ada menjadi anggota DPR, ada pula yang menduduki posisi manager
di media cetak yang cukup ternama .
Setelah direnungkan pada akhirnya aku mendapatkan jawabannya !
Yah . . . . . aku sadar pendidikan formalku hanya sampai sekolah
lanjutan saja. Tidak seperti yang lain. Mereka mengantongi ijazah S1 dan S2.
Bersyukur. Hanya itu yang aku ucapkan. Bagaimana tidak! Keberuntungan rupanya berpihak kepadaku. Aku
diberi kesempatan untuk bekerja pada salah satu institusi Pemerintah Daerah (Pemda).
Aku bangga dengan statusku yang baru ini, yakni sebagai Abdi Negara, walau
hanya tenaga honorer.
Waktu terus meniti jalannya ke depan. Tak terasa satu tahun
sudah aku bekerja di instansi ini. Lagi-lagi aku bersyukur, atasanku sangat
baik. Beliau adalah salah satu perempuan pejabat Negara di instansi tersebut. Aku sendiri adalah sebagai driver beliau
Semangat kerjapun sangatlah tinggi. Aku merasa nyaman dengan
statusku sebagai sopir beliau, namun itulah tiada yang kekal abadi,
atasanku yang sudah ku anggap ibundaku
sendiri di saat rotasi jabatan beliau dimutasi ke Dinas lain dengan jabatan
yang sama .
Kepergian beliau membuat aku sedih yang berkepanjangan. Semangat
kerjaku mengendur, namun tak beberapa lama
rupanya keberuntungan tidak sampai di situ. Aku kembali mendapatkan atasan perempuan dengan jabatan lebih
tinggi dari pejabat terdahulu.
Sebagai driver, pada hari-hari aktif pagi pukul 6.00 aku menjemput beliau. Setelah
itu, dengan kendaraan Dinas, kami berdua berangkat menuju kantor dinas dimana kami bekerja. Keesokannya begitu
juga dan seterusnya itulah tugas aku sebagai driver atasan.
MIMPI ANEH
Namun inilah hidup. Bagaikan
sebuah pelayaran. Terkadang bisa berjalan lancar tanpa hambatan, namun di saat lain bisa oleng karena dihadang
badai. Begitulah yang terjadi padaku di saat
segalanya seperti bisa berjalan dengan lancer. Tiba-tiba Tuhan memberi cobaan yang berat
bagiku.
Tanggal 12.03.2011, begitu yang terekam di benakku, dimana
aku merasa keheranan. Pada malam harinya aku bermimpi seperti tidur nyenyak dan melayang, tetapi sebentar. Mulanya
mimpi tersebut aku anggap sebagai bunga tidur belaka, tetapi anggapan itu salah.
Ternyata merupakan satu pertanda buruk
Pada tanggal itu, di saat aku dan atasanku berangkat menuju
kantor dinas, mobil yang aku kendarai menyerempet sepeda motor seorang ibu
hingga merengut nyawanya yang pada akhirnya aku berurusan dengan aparat
kepolisian .
Alhamdulillah ! Keluarga
korban yang taat beragama ini tidak menuntut apapun. Menurutnya, apa yang terjadi pada keluarganya
merupakan suatu musibah. Karena setiap manusia tidak akan mau menerima
peristiwa ini kalo bukan kehendak illahi. Hal ini dikatakan salah satu keluarga
korban kepadaku.
Meski kabar ini menyejukan, namun batinku tetap bergejolak
dan dihantui oleh rasa bersalah yang sangat teramat. Hari demi hari, aku lebih
banyak merenung dan merenung. Seiring dengan itu, di setiap aku
tidur selalu diwarnai dengan mimpi – mimpi aneh. Satu persatu orang–orang yang
belum kukenal bermunculan dalam mimpiku.
Didorong oleh rasa penasaran perihal mimpi-mimpiku dan
keyakinanku bahwa mimpi tersebut memiliki pertanda tersendiri, seperti halnya mimpi
aneh yang aku alami di atas yang pada akhirnya musibah itu terjadi.
“ Oh . . . . itu hanya
menggambarkan bahwa rohani kamu sedang sakit, dampak peristiwa yang kamu alami
untuk terapi penyembuhannya cukup dengan mendekatkan diripada Allah ” ujar sang
Kyai ketika aku menanyakan perihal mimpi tersebut.
SEPEDA MAUT
Sampailah pada suatu malam aku bermimpi melihat cahaya meteor
jatuh ke pinggir jalan dengan menggelar dan mengeluarkan percikan api. Aku pun
berlari menuju dimana meteor itu jatuh sesampainya. Aku terkejut ! Seorang anak laki-laki berusia belasan tahun telah
lebih dulu berada di tempat tersebut, sembari mengepal sebongkah batu. Kalo diamati
batu tersebut lebih mirip dengan bongkahan batu karang .
Di malam berikutnya yang bertepatan dengan bulan suci, diceritakan
aku dan anakku berniat pergi ke surau yang jaraknya sekitar 200 meter dengan
berjalan kaki . Di tengah perjalanan, kami melihat sesuatu bercahaya, sebesar bola tenis lapang di atas langit
dengan terbang datar tidak seperti jatuhnya meteor yakni dari atas ke bawah.
Kedua peristiwa ganjil yang aku alami yakni bermimpi meteor jatuh dan melihat
cahaya terbang datar merupakan peristiwa atau firasat buruk, hal ini terjawab
setelah musibah kembali menimpaku
Diceritakan pada hari jum’at di bulan Ramadhan yang
bertepatan akan digelarnya seratus hari korban seorang ibu hingga tewas di atas. Ayahanda yang pada saat itu akan melaksanakan
shalat Jum’at dengan menaiki sepeda ontel bermaksud menuju masjid, dari arah
belakang ditabrak sebuah sepeda motor. Pada akhirnya ayahanda wafat.
Penyebabnya, stir sepeda ontel mengahantam lambung ayahanda yang mengakibatkan
pecah salah satu ususnya.
Pelaku si penabrak tak lain adalah seorang anak laki-laki
berusia belasan tahun. Anak tersebut masih duduk di bangku kelas dua SMP. Jelas
sudah dari fisik ,jenis kelamin dan usia pelaku sama persis dengan sosok yang
ada pada mimpi yang aku alami, yakni yang menggenggam sebongkah batu yang mirip
batu karang .
Dua peristiwa besar yang aku alami di tahun yang sama dengan
waktu yang berdekatan membuat aku semakiin terpuruk. “ Ya Tuhan, apakah ini ujian , cobaan ,teguran atau
hukuman buatku? Kalau memang ia akhiri
sudah ya Allah “ pintaku hanya itu yang ada dalam batinku .
Masih berkaitan dengan musibah ini, di suatu malam aku
bermimpi seakan ada suara bisikan dengan
jelas sekali dengan suara paraunya lebih mirip dengan suara nenek-nenek. “
Ingat tanggal 27 hari Sabtu “. Demikian bisikan tersebut ke tilangaku dengan
tanpa memberi tahu kapan bulan berapa dan tahun berapa. Suara parau tersebut
sekaligus membangunkan aku dari tidur
Peristiwa mimpi tersebut menyimpan misteri tersendiri. Akan ada
apa tanggal dan hari tersebut? Hal ini mendasari aku untuk selalu dan terus
memonitor kalender setiap tahunnya, namun tidak ada kejadian – kejadian aneh
yang ketara.
Kini aku sudah lama mengundurkan diri sebagai tenaga honorer
di instansi pemerintah daerah tersebut, namun bisikan sang nenek itu masih
terngiang di telingaku dan aku sampai pada saat ini aku tidak mengabaikannya. Seperti sudah kewajiban, jikalau tahun
berganti yang aku pantau adalah tanggal
27 dan hari Sabtu seperti pada tahun 2017
jatuh pada bulan Mei.
Bulan Mei tahun 2017 sudah aku lalui dan aku beserta keluarga
sehat selalu. Kini aku pasrah di
tahun-tahun berikutnya apakah tanggal dan hari tersebut aku akan mendapatkan
kebaikan ataukah keburukan, namun apapun yang akan terima nanti mungkin itulah
yang terbaik buatku .