Oleh
Firyal Kansa
Mahasiswa
Prodi Perbankan Syariah, FEBI, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
Masyarakat Ekonomi Asean atau
yang lebih sering disingkat dengan MEA ialah sebuah bentuk kerja sama dalam
bidang ekonomi atau yang lebih spesifik yaitu system perdagaangan bebas antara
Negara Negara yang di kawasan Asia tenggara. Dengan mulai terlaksananya MEA ini,
sejak 1 Januari 2016 lalu, maka secara otomatis persaingan di bidang ekonomi, perdagaangan,
perindustrian,t enaga kerja sudah dimulai di antara Negara-negara ASEAN.
Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah Negara kita sudah siap untuk
menghadapi MEA ini? Sebuah pertanyaan
yang sulit untuk dijawab. Namun, kalau kita bandingkan dari segi jumlah
penduduk kita sudah jelas unggul jauh dibanding dengan Negara ASEAN lainnya, tetapi
apakah dengan jumlah penduduk yang banyak kita dapat memaksimalkannya dengan
baik di era MEA ini? Kita memang harus
hati-hati dan siaga, jangan sampai kita hanya menjadi penonton di negeri
sendiri. Sedangkan warga Negara asing bebas mendirikan usaha-usahanya, menjual
berbagai produk yang berkualitas dan kita warga Indonesia hanya menjadi
konsumen .
Sebagai warga Negara Indonesia,
kita seharusnya sudah harus berbenah dan berpikir untuk lebih meningkatkan
kualitas produk yang kita akan pasarkan. Ini penting agar tidak kalah bersaing
dengan Negara ASEAN lainnya. Harus kita sadari bahwa tantangan semakin berat.
Apalagi, tantangan tersebut bukan hanya satu, tetapi akan banyak macam
tantangan yang kita hadapi, terustama pada kualitas SDM kita.
Sebagai contoh, tantangan untuk
membuka sebuah usaha di era MEA itu, yang seharusnya sudah siap kita hadapi, namun
karena banyaknya tantangan tersebut pasti kita semakin tidak mudah melakukan
usaha. Dengan melihat banyaknya pesaing dari luar negeri yang produk-produk meraka telah lebih dahulu
menguasai pasar, kualitas produk mereka sangat baik dari segi pemasaran, maka
semua ini akan menjadi tantangan berat bagi kita. Keunggulan-keunggulan mereka
juga sudah jauh unggul dan yang lainnya
adalah ancaman bagi kita penguasa local yang tidak belajar mengantisipasi semua
kendala lain di era MEA. Tentu saja banyak hal yang akan kita hadapi untuk bisa
memulai usaha di era MEA ini. Salah satu masalah lain adalah dari segi modal usaha dengan tingkat
suku bunga di Perbankan yang tinggi. Otomatis
hal tersebut akan memberatkan masyarakat dalam memulai usahanya
Kita sebagai buya krueng, harus
bisa menyiapkan diri dengan kemampuan bersaing di era MEA ini. Tentu saja kita diharapkan mampu untuk
melewati dan mengalahkan seluruh tantangan yang ada. Kita harus mampu
menciptakan suatu produk yang bernilai tinggi dan dapat bersaing dengan produk
Negara lain. Dengan demikian, masyarakat Indonesia diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan (skill) supaya bisa bersaing di era MEA. Selain itu, masyarakat juga
diharapkan mampu mengembangkan usahanya, mengembangkan produknya dengan hal hal
yang kreatif dan inovatif, sehingga produk produk ataupun tenaga kerja Negara
Indonesia dapat bersaing dengan produk-produk dan tenagakerja Negara –negara
ASEAN yang lainnya. Jadi dengan meningkatnya kualitas produk, kualitas tenaga
kerja yang ada, kita tidak perlu khawatir lagi dengan ancaman dari para pesaing
dari luar negeri.
Pemerintah dan seluruh jajarannya
harus bahu membahu membantu dan mencarikan solusi atas tantangan-tantangan yang
sedang dihadapi ini. Dengan demikian, masyarakat yang hendak membuka usaha di
era MEA ini, dapat terbantu dengan adanya kebijakan kebijakan dari pemerintah.
Misalnya dengan menurunkan tingkat suku bunga bank. Hal tersebut dapat
meringankan beban masyarakat dalam memperoleh modal usaha, atau pemerintah juga
bisa memberikan bantuan modal usaha untuk masyarakat yang hendak membuka sebuah
usaha kecil menegah. Kebijakan -kebijakan seperti ini sangat membantu
masyarakat sebagai langkah awal untuk membuka sebuah usaha di era MEA ini.
Selain itu, peran dari Industri
unit kecil Menengah (UKM) dan unit menengah kecil mikro (UMKM) sangat vital
untuk meningkatkan sektor perindustrian, perdagaangan yang diharapkan dapat
berkembang dengan pesat. Bukan hanya itu, tetapi dapat bersaing di dalam maupun
luar negeri. Kemudian, dapat
menghasilkan produk yang berkualitas, menghasilkan produk yang inovatif, harga
yang ditawarkan terjangkau oleh seluruh lapisan elemen masyarakat baik secara
nasional dan internasional.