Oleh : Isra Yauminnisa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip
Unsyiah, Banda Aceh
Teknologi dan manusia adalah dua hal
yang sangat sulit dipisihkan. Teknologi telah menjadi pelengkap kebutuhan
manusia. Sederhananya pada awal kemunculannya, teknologi berperan dalam
kehidupan manusia untuk memudahkan pekerjaan manusia. Seperti hadirnya blender
untuk memudahkan ibu-ibu menyajikan makanan di dapur, mesin cuci untuk meringankan
kegiatan mencuci, dan penyedot debu untuk memudahkan membersihkan rumah. Namun
teknologi-teknologi cangih tidak hanya berhenti pada alat-alat canggih
tersebut. Melainkan teknologi terus berkembang dan terus melahirkan
inovasi-inovasi terbaru.
Pada tahun 1990 teknologi melahirkan
inovasi terbaru yang sangat mumpuni, yaitu internet. Keberadaan internet terus
berkembang sehingga mempengaruhi perkembangan pada bidang lainnya. Salah
satunya perkembangan pada bidang komunikasi dan informasi. Pada awal
kemunculannya internet hanya dapat di akses melalui perangkat komputer.
Keterbatasan ini membuat manusia jarang atau tidak selalu menggunakan internet.
Namun seiring perkembangan zaman internet sudah bisa diakses melalui telepon
genggam atau pada saat ini dikenal dengan sebutan smartphone.
Kemampuan Smartphone untuk mengakses internet membuat dunia tanpa batas. Manusia
bisa berkomunikasi dengan manusia di belahan dunia lainnya dan melalui smartphone
manusia dapat memperoleh informasi yang diinginkan. Tidak hanya itu, selain
berguna sebagai alat komunikasi smartphone
juga dapat dipergunakan untuk
aktivitas lainnya. Dengan satu benda ini manusia bisa melakukan banyak
aktivitas yang diinginkan. Seperti menonton, membaca, mendengar radio, dan
lain-lain. Smartphone ini membuat
para penggunanya menjadi kecanduan. Smartphone
diklaim memiliki kemampuan seperti komputer, maka dari itu beberapa fungsi
komputer juga terdapat di smartphone.
Namun keberdaan smartphone tidak hanya membawa dampak yang positif bagi manusia.
Melainkan smartphone juga membawa
dampak negatif. Di antaranya smartphone
banyak membawa perubahan pada nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Teknologi
membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat, dan
teknologi tersebut mengarahkan manusia bergerak dari satu abad teknologi ke
teknologi yang lain (Nurudin, 2011:184).
Pendapat ahli komunikasi tersebut
diperkuat dengan fenomena yang sering kita temui akhir-akhir ini. Manusia-manusia
menunduk. Banyak kita temui manusia-manusia menunduk ini di berbagai tempat.
Seperti di acara seminar, di ruang kuliah, dipengajian, di dalam bus, dan
banyak tempat lainnya. Sebelum
manusia terikat dengan teknologi komunikasi seperti telepon genggam dan
sejenisnya. Manusia menunduk sebagai tanda hormat. Namun jaman sekarang malah
sebaliknya. Manusia sering menunduk tapi bukan untuk memberi hormat, bahkan
bisa dikatakan tidak menghormati. Seperti kasus peserta seminar yang terus
menunduk sibuk memainkan gadgetnya tidak menghormati pemateri yang sedang
memberikan materi di depan.
Tindakan ini jelas melanggar norma
kesopanan. Terlebih lagi tindakan tersebut tidak luput dari penglihat pemateri seminar.
Sikap seperti itu harus direnungkan kembali. Sebagai Peserta seminar/workshop kita
hanya duduk, lalu mendengarkan materi. Sedangkan pemateri harus berdiri dan
terus berbicara memberi materi. Tapi kita sibuk menunduk sambil memainkan
smartphone mengabaikan pemateri yang menjelaskan materi di depan. Ini jelas
menunjukkan sikap tidak menghargai dan melanggar norma kesopanan..
Fenomena manusia menunduk ini juga
didapati di jalanan. Pejalan kaki yang lalai dengan gadgetnya saat sedang berjalan hingga menabrak
orang lain. Tidak hanya berhenti sampai disitu. Pada suatu acara seorang tamu
pernah berkeluh kesah merasa diremehkan karena ketika ia ingin menjabat tangan
dengan seseorang yang menjaga meja registrasi, ia tidak dihiraukan karena orang tersebut terus menunduk sambil memainkan smartphonenya.
Mari merenung! Jangan biarkan
keberadaan smartphone merubah
nilai-nilai yang ada di dalam masyarat yang sudah turun-temurun. Jangan biarkan
kita diperbudak dengan kehadiran smartphone. Seperti kata bijak. “tempatkan
sesuatu pada tempatnya”. Sepenggal kalimat ini sering ditujukan terkait dengan
sampah. Seperti buang sampah pada tempatnya. Namun kalimat bijak tersebut bisa
dijadikan sebagai pedoman kita untuk menggunakan smartphone secara bijak atau pada tempatnya. Karena pada akhir-akhir
ini kita seperti terus dilalaikan dengan alat komunikasi canggih tersebut.
Hingga kita lupa dan mengabaikan antara hal-hal yang patut dengan yang tidak
patut.
Terkadang saat dilalaikan dengan
smartphone kita cenderung mengganggap semua hal sepele. Seperti memainkan
smartphone saat mengikuti seminar. Kita mungkin saja menganggap tidak ada yang
melihat. Tapi tanpa kita sadari orang telah menilai buruk terhadap kita. Smartphone
memang suatu kebutuhan bagi kita semua untuk
melakukan komunikasi dan mendapatkan informasi yang sangat dibutuhkan di era
globalisasi ini. tapi keberadaan smartphone
yang melalaikan ini akan berakibat pada begitu banyak hal penting yang kita lewatkan hanya dengan bermain smartphone yang aktivitasnya kebanyakan
berkaitan dengan sosial media.
Namun ada baiknya kita mulai
membatasi pemakaian smartphone ini tidak
secara berlebihan dan pada waktu yang tepat seperti di waktu kosong. Sejatinya
kehadiran teknologi-teknologi canggih ini karena kita yang membutuhkan dan kita
mampu menghadirkannya. Maka dari itu kita juga harus mampu mengendalikan
teknologi-teknologi tersebut.