Dok. Viva
Oleh Nuraina
Siswi SMAN 1 Tanah Luas, Aceh Utara
Kau tertawa dengan harta
Kau bersandiwara dengan cinta
Takutlah alam akan murka
Jangan lupa wahai manusia kau masih butuh akan udara
Ketika paku mulai dicabut
Kulit indah mulai mengeriput
Kau makan sampai kenyang perut
Tapi alamku kau buat bangkrut
Kapan kalian sadar
Aku berjuang keras untuk hidup tapi terkadang bagai ditampar
Seringkali ku direnggut sampai ke akar
Bahkan ada yang tega aku dibakar
Kenikmatanku selalu diinginkan
Keracunanku seringkali ditingkatkan
Kehidupanku tidak gemar diperanak cucukan
Niscaya aku akan punah dan menghilang secara pelan-pelan
Aku rusak tanpa dihiraukan
Aku mekar indah tanpa dipedulikan
Dan ketika aku rapuh, aku dilupakan
Tetapi hasil alamku selalu diinginkan
Aku tak pernah dipedulikan
Aku akan menghilang perlahan
Kepedulianmu selalu kau acuhkan
Padahal hidup matimu dalam tubuhku akan kaurasakan
Kejahatan kalian
Membuat aku dan hewan kesedihan
Tapi kau acuhkan
Terkadang aku merasakan pujian akan penghianatan
Aku bisa hidup tanpa kalian
Aku punya makanan tanpa harus diberikan
Bukan aku sombong dalam sebuah hakikat kehidupan
Tapi aku ingin memberi tau, jagalah aku selagi mampu memberi kenikmatan
Wahai manusia ingatlah nasib anak cucu kita
Kita semua masih ingin ketawa
Kita sama-sama punya jiwa
Dan kita harus saling menjaga
Ingatlah aku dalam batinmu
Siramlah aku dengan pupuk kasih sayangmu
Rawatlah aku sebagaimana jiwamu
Karena kamu untukku dan aku hidup untuk kecukupanmu
Aku adalah rumah hewan endemik
Aku iyalah tempat yang menarik
Tapi kehidupanku terkadang diobrak abrik
Dan ketika aku luruh jangankan dibangkit bahkan aku lupa untuk dilirik